23 Juli 2009

Perilaku Buruk Orang Tua dan Sex di Usia Dini


Orang tua dengan perilaku buruk akan membuat anak-anak mereka memiliki keinginan untuk berhubungan seks di usia dini.

Orang tua yang merokok, minum alkohol atau gagal menjaga kesehatan dengan baik akan mempengaruhi anak mereka untuk bersikap serupa. Orang tua dengan perilaku buruk seperti itu juga membuat anak-anak mereka memiliki keinginan untuk berhubungan seks di usia dini. Demikian hasil studi medis yang dirilis ReutersHealth, Jumat (30/8) lalu.

Salah satu hasil penelitian itu menyebutkan lebih dari 50 persen remaja yang orang tuanya perokok, ditemukan sudah memiliki pengalaman seksual sejak usia 15 tahun, “Remaja yang orangtuanya terlibat dalam perilaku berbahaya untuk kesehatan, seperti merokok, umumnya memiliki perilaku seksual yang sangat aktif, sejak usia sangat muda,” demikian tulis Esther Wilder dari Lehman College di New York dan Toni Terling Watt dari Southwest Texas State University.

Selain meniru perilaku merokok orang tua mereka, anak-anak ini juga minum alkohol, menggunakan narkotika atau apapun yang biasa digunakan kawan-kawan sebayanya. Selain itu, mereka juga lebih mudah terjerumus dalam tindak kejahatan. "Tapi jangan lalu disimpulkan begitu saja, bahwa orangtua perokok menyebabkan anak mereka aktif secara seksual di masa remaja,” kata Wilder kemudian.

“Untuk menentukan penyebab secara pasti, Anda harus masuk dan mengamati apa yang terjadi dalam setiap rumah tangga. Bisa saja perilaku seks aktif remaja terkait dengan orangtua yang merokok dan tidak memperhatikan kesehatannya. Namun, bisa juga terkait dengan faktor selain itu. Siapa yang bisa memastikan mekanisme munculnya perilaku itu? Saya menduganya sangat kompleks,” jelas Wilder lagi.

Kedua sosiologi itu mengambil data penelitian mereka dari sebuah survey besar-besaran yang dinamakan ‘Studi Kesehatan Remaja Nasional Amerika Serikat’. Survey ini berusaha mengungkap perilaku seks remaja di Amerika dari 19 ribu remaja usia 13 sampai 18 tahun yang diwawancarai. Remaja dan orangtuanya diwawancarai secara terpisah dalam survey itu.

Sekitar 31 persen dari seluruh orangtua adalah perokok dan itu dianalisa sebagai pemicu paling kuat dari perilaku seks beresiko yang dilakukan anak remaja mereka, kata Wilder. Hubungan perilaku antara orang tua dan anak, sebenarnya sudah diketahui luas. Sebagai contoh, remaja yang memiliki orangtua yang minum alkohol, kebanyakkan meniru perilaku minum minuman keras itu, dan umumnya jika remaja menenggak alkohol, mereka juga berhubungan seks di saat bersamaan.

“Karena orangtua menjadi figur panutan untuk anaknya, sangat beralasan jika orangtua yang memiliki perilaku tidak sehat akan memiliki anak yang tendensi perilakunya serupa,” tulis Wilder dan Watt.

Pakar pendidikan sudah lama memberitahu para orangtua bahwa anak-anak akan berperilaku seperti apa yang mereka lihat saban hari, bukan apa yang diperintahkan atau diajarkan oleh orangtua untuk dilakukan.

Wilder dan Watt juga menemukan bahwa remaja laki-laki lebih banyak memiliki perilaku seks aktif sejak dini, jika orangtua mereka sering lalai menggunakan sabuk penganan ketika berkendaraan. Namun, kecenderungan yang sama tidak ditemukan pada remaja perempuan.

Wilder menyatakan bahwa sangat mungkin orangtua secara tidak langsung mengajari anak-anaknya bahwa melakukan perilaku beresiko itu menantang atau menyenangkan. "Jika orangtua melakukan sebuah perilaku berbahaya, itu akan memulai sebuah rantai situasi yang mendorong anak-anak mereka melakukan perilaku berbahaya yang lain,” kata Wilder.

Survey ini juga menganjurkan pengawasan tertutup dari orangtua --selain dari sekolah--membuat anak berperilaku lebih aman dan sehat. Artinya berada di rumah ketika anak pulang sekolah, menemani mereka di malam hari dan menanyakan aktivitas harian mereka, orangtua mengurangi potensi perilaku berbahaya si anak. Tapi kalau orangtua merokok dan minum alkohol secara terus menerus, pengaruh dari perilaku mengurangi manfaat pengawasan yang sudah dilakukan, kata Wilder. “Perilaku buruk itu mementahkan pengawasan independen orangtua, agama, dan lainnya,” kata Wilder lagi.

Penelitian ini menjadi penting, khususnya di Amerika Serikat, karena sejak 1999 ditemukan setengah dari siswa sekolah menengah sudah melakukan hubungan seks dan enam persen diantaranya hamil. Bagaimana dengan di Indonesia? (reutershealth/wahyu dhyatmika)

sumber: Klinik.net
http://situs.kesrepro.info/krr/okt/2002/krr01.htm

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal