Oleh :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat
I. Pendahuluan
Sebagai suatu negara yang bersifat nulti ethnis, multi cultural, multi lingual, Indonesia dengan berbagai aset alam yang sangat mempesona, keanekaan budaya yang bernilai luhur dan mengagumkan memenuhi syarat untuk menyebut dirinya sebagai "The Last Paradise on Earth".
Untuk kepentingan Promosi pernyataan tersebut tidaklah terlalu berlebihan, bahkan merupakan sesuatu yang wajar untuk dimanfaatkan dalam upaya menarik wisatawan agar mau berkunjung ketanah Pasundan Jawa Barat.
Aset Budaya yang dijadikan produk unggulan dalam konteks promosi pariwisata dan pemasaran paket-paket wisata ke sebagian besar negara dibelahan barat dunia dan sebagian besar Timur Tengah, dinilai cukup berhasil sesuai dengan penilaian dan penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organization (WTO).
Seperti sebagian pendapat bahwa modal utama bidang kepariwisataan sesungguhnya ada dua macam yaitu :
- Alam dengan segala kekayaan dan keindahannya.
- Budaya dengan nilai luhurnya.
Untuk itu, sesuai dengan judul yang diberikan kami mencoba untuk menyampaikan makalah budaya sebagai daya tarik wisata.
2. Aspek-aspek Budaya Daerah
Berbicara mengenai posisi budaya dalam pengembangan kepariwisataan maka kita harus mengathui aspek-aspek yang terkandung dalam budaya itu sendiri, maka berikut kami sampaikan beberapa aspek budaya daerah, antara lain :
a. Bahasa Daerah
'" Basa Ciciren Bangsa" suatu ungkapan yang memiliki makna yang sangat mendalam dalam mengenai posisi Bahasa dalam suatu Bangsa. Bahkan ada sementara pendapat mengatakan bahwa hilangnya budaya dan bahasa disuatu daerah maka berarti pula hilangnya suatu bangsa. Bahasa merupakan unsur budaya yang peran sangat vital dalam pengembangan kepariwisataan, dan dengan menggunakan bahasa daerah aset wisata ini dapat dialihkan/dikembangkan kedalam bahasa Indonesia atau bahasa Asing untuk dijadikan bahan penelitian, bahan promosi, serta keperluan lainnya yang mudah dipahami oleh lingkungan/masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Sebagai ilustrasi misalnya para Pemandu Wisata/Pramuwisata dengan menggunakan bahasa dapat menceritakan dan menerjemahkan legenda-legenda Daerah serta penginformasikan kepada Wisatawan yang pada tahapannya informasi yang di kemas dengan bahasa yang baik dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
b. Sistem Teknologi
Pengembangan kepariwisataan dari sisi teknologi yang dapat dihubungkan dengan nilai sejarah, kita ambil contoh yaitu ketika Jepang pertama kali mendarat dipantai Eretan Indramayu, disini dapat dikembangkan suatu ajang wisata yang dikaitkan dengan teknologi Jepang.
Contoh lainnya yang dapat kami kemukakan misalnya, bentuk rumah adat Khas Jawa Barat dengan sistem sirkulasi udara yang baik dan sehat, tehnik pembuatan rumah panggung khas Jawa Barat, Teknologi tinggi yang digambarkan pada Kereta Paksi Naga Liman di Cirebon yang memakai teknik kemiringan roda ternya banyak diikuti oleh pabrik mobil di Eropa dll.
Semuanya ini sebenarnya bila dikemas, disosialisasikan, di informasikan dan di promosikan dengan baik dan terarah akan merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan.
C. Sistem mata pencaharian
Sistem ini memiliki daya tarik yang beragam dan penjabarannya dapat dibagi berdasarkan kepada pembagian sektor wilayah pemukiman, misalnya :
Wilayah pantai : Mata pencarian sebagai Nelayan Tradisional dapat
Dijadikan daya tarik bagi wistawan, Penangkapan
ikan dilautan, pembudidayaan ikan, Pelelangan ikan
menjadi atraksi sendiri.
Wilayah Pegunungan : Mata pencaharian sebagai petani, tata cara bertani tradisional, tata cara berkebun dan bercocok tanam, cara pemasaran dan penjualan hasil tani sistem penjualan melalui KUD, pembiakan hewan peliharaan dapat menjadi aset promosi pariwisata.
Wilayah pertokoan : Kegiatan pasar tradisional, keragaman serta kehidupan masyarakat ditinjau dari sisi mata pencaharian, sistem transportasi tradisional khas daerah seperti becak, delman, andong, gelebeg atau roda yang ditarik oleh sapi, dan perkembangan juga dapat menjadi daya tarik wisata.
D. Organisasi Sosial.
Tingkatan strata sosial dalam sejarah kehidupan bermasyarakat di tatar Pasundan dapat melengkapi paket wisata pendidikan (EducationTourism), yang memiliki daya tarik khusus.
Tata cara berbusana tradisional yang berdasar kepada sejarah perkembangan masyarakat Jawa Barat yang ternyata belum disentuh secara profesional sehingga keberadaannya belum terinformasikan kepada masyarakat ditingkatregional sekalipun, padahal selain aksistensinya berpeluang menjadi komediti eksport juga dapat menjadi daya tarik wisata.
e. Sistem Pengetahuan
Siastem ini menjangkau kerjasama antar lembaga yang secara umum maupun khusus berupaya memperoleh produk yang lebih baik dan lebih unggul . Sistem pengetahuan yang melibatkan kepariwisataan antara lain di bidang, teknologi, manajemen, riset pari wisata, analisa profil wisatawan studi kelayakan produk wisata, penyusunan paket wisata. sangat penting peranannya bagi pengembangan pariwisataan.
f. Religi
Secara ke "Indonesia" an pengembangan kepariwisataan tentunya harus mengacu kepada Pancasila sebagai dasar Negara, di mana Sila Pertama dalam Pancasila adalah " Ketuhana Yang Maha Esa " , maka pengembangan Pariwisata Jawa Barat yang secara faktual dihuni oleh mayoritas penduduk yang beragama Islam, maka unsur dominan dari pengembangan wisata religi otomatis akan sangat dipengaruhi oleh Islam.
Tempat-tempat berziarah, budaya pesantren, kesenian-kesenian yang bernafaskan religi dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisatawan.
g. Kesenian
Kesenian yang meliputi senin tari, seni lukis, sastra, seni tari dapat dikemas menjadi suatu paket yang memiliki daya tarik wisata. Upacara-upacara yang berkaitan dengan budaya masyarakat daerah, seperti upacara Ngalaksa di Kabupaten Sumedang, Upacara Seren Taun di Ciptaresmi Kabupaten Sukabumi, Upacara Ngarot di Kabupaten Indramayu, Kawin Cai di Kabupaten Kuningan.
0 komentar:
Posting Komentar