Rancangan penelitian etnografi menurut Creswell (2003) yaitu setelah
menentukan jenis pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau
metode campuran) langkah selanjutnya adalah merancang atau merencanakan
penelitan. Langkah ini diawali dengan membuat pendahuluan proposal
sebagai proses mengatur dan menulis gagasan awal. Peneliti perlu
menerapkan model diferensiasi ketika menulis pendahuluan karena
komponen-komponen utama dalam pendahuluan adalah menunjukan
diferensiasi-diferensiasi dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
Tujuan pendahuluan adalah membangun kerangka penelitian sehingga
pembaca dapat memahami bagaimana penelitian tersebut berhubungan dengan
penelitian-penelitian yang lain. Pendahuluan menjelaskan suatu isu yang
dapat menuntun pada penelitian. Pendahuluan harus membuat pembaca
tertarik pada topik penelitian, menjabarkan masalah yang dapat menuntun
pada penelitian, meletakan penelitian dalam konteks yang lebih luas,
dan menjangkau audien tertentu.
Masalah penelitan merupakan masalah atau isu yang menuntun pada
keharusan dilaksanakannya penelitan tersebut. Masalah bisa timbul dari
berbagai sumber. Bisa dari perasaan peneliti, dari perdebatan,
literatur-literatur, atau dari kebijakan pemerintahan. Masalah bisa
sangat beragam. Peneliti harus jelas melakukan identifkasi masalah
penelitian.
Pendahuluan pada umumnya selalu mengikuti pola yang sama, yaitu:
menyatakan rumusan masalah, lalu menjustifikasi mengapa masalah
tersebut perlu diteliti. Pada proyek kualitatif, peneliti
mendeskripsikan masalah penelitian yang benar-benar mudah dipahami
dengan cara mengeksplorasi suatu konsep atau fenomena tertentu.
Penelitian kualitatif bersifat eksploratoris, dan peneliti memanfaatkan
pendahuluan untuk mengeksplorasi suatu topik yang tidak bisa
diidentifikasi variable-variabel ataupun teorinya.
Penelitian kualitatif juga fokus pada perspektif partisipan.
Pendahuluan kualitatif bisa dimulai dengan pernyataan-pernyataan
personal dari peneliti tentang pengalama pribadi memandang suatu
fenomena secara subtansial seperti pada penelitian fenomenologis
(Moustakas, 1994).
Metode campuran dapat memilih untuk lebih mengutamakan pendekatan
kualitatif atau kuantitatif (atau dikombinasikan keduanya dalam
pendahuluan). Namun dari ketiga jenis penelitan tersebut komponen utama
yang perlu dimasukan ke dalam pendahuluan pada umumnya berhubungan
dengan jenis-jenis masalah yang dibahas. Untuk itu diperlukan suatu
model ilustratif tentang bagaimana pendahuluan yang baik tanpa perlu
memandang pendekatan-pendekatan dan komponen-komponen yang harus
disertakan.
Model diferensiasi pendahuluan terdiri dari masalah penelitian,
penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas masalah tersebut,
kekurangan-kekurangan (difisiencies) dalam penelitian-penelitan sebelumnya, pentingnya penelitian untuk audiens tertentu, dan tujuan penelitan.
Peneliti harus memandang literatur dengan pola segitiga terbalik.
Pada ujung segitiga itu terdapat penelitian yang diajukan. Penelitian
ini haruslah sempit dan terfokus. Setelah menjabarkan masalah
penelitian dan mereview sejumlah penelitian lain yang relevan, peneliti
kemudian mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
penelitian tersebut. Identifikasi semacam ini sering dikenal dengan
istilah model difisiensi. Peneliti hendaknya menulis alasan atau
rasionalisasi tentang pentingnya penelitian yang diajukan.
Menurut Locke (2007:9), tujuan penelitian berarti menunjukan
“mengapa ingin melakukan penelitian dan apa yang ingin dicapai.”
Dikenal dengan tujuan-tujuan penelitian karena ia menggambarkan
tujuan-tujuan dilakukannya penelitian dalam satu atau beberapa kalimat.
Dalam proposal peneliti haruslah membedakan secara jelas antara tujuan
penelitian, masalah penelitian, dan rumusan masalah. Tujuan penelitian
mengindikasikan maksud penelitian, dan bukan masalah atau isu yang
dapat menuntun pada keharusan diadakannya penelitian. Tujuan penelitian
bukanlah rumusan masalah penelitian yang didalamnya mengandung sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang akan terjawab dalam penelitian. Tujuan
penelitian adalah kumpula pernyataan yang menjelaskan sasaran,
maksud-maksud, atau gagasan-gagasan umum diadakanya suatu penelitian.
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang
fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipasi
penelitian, dan lokasi penelitian. Tujuan penelitan kualitatif juga
bisa menyatakan rancangan penelitian yang dipilih. Tujuan penelitian
kuantitatif meliputi variable-variabel dalam penelitian dan hubungannya
antar variabel tersebut, para partisipan dan lokasi penelitan. Tinjauan
ini ditulis dengan bahasa-bahasa yang berhubungan dengan penelitian
kualitatif. Pada uraian tujuan penelitian harus menunjukan variable
bebas dan variable terikat, serta variable lain (antara) seperti mediate, moderate, atau control,
yang digunakan dalam penelitian. Sebutkan juga jenis strategi
penelitian seperti survei atau eksperimen. Jangan lupa juga untuk
mendefinisikan variable-variabel kunci.
Tujuan metode campuran berisi tujuan penelitian secara keseluruhan,
informasi mengenai unsur-unsur penelitan kuantitatif dan kualitatif,
dan alasan rasionalisasi mencampur dua unsur tersebut untuk masalah
penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menyatakan rumusan masalah,
bukan sasaran penelitian (seperti hasil-hasil akhir yang ingin
diperoleh dalam penelitian) ataupun hipotesis-hipotesis. Rumusan
masalah untuk penelitian kualitatif mengandaikan dua bentuk: satu
rumusan masalah utama dan beberapa subrumusan masalah spesifik. Rumusan
masalah utama merupakan pertanyaan-pertanyaan umum tentang konsep atau
fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengeksplorasi faktor-faktor kompleks yang berada di sekitar fenomena
utama dan menyajikan perspektif-perspektif atau makna-makna yang
beragam dari para partisipan.
Teori dalam penelitian kualitatif menggunakan teori dalam penelitian
untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Pertama dalam penelitian kualitatif
teori sering kali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan
sikap-sikap tertentu. Kedua peneliti kualitatif seringkali menggunakan
perspektif teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti misalnya gender
atau kelas. Ketiga teori seringkali digunakan sebagai poin akhir
penelitian pada penelitian kualitatif. Keempat, beberapa penelitian
kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit.
Sumber:
Sri Fitri Ana, Antropologi, Universitas Indonesia
1 komentar:
wah,,,boleh juga nih,,,
Posting Komentar